Dalam buku The Discipline of Market
Leader menebutkan tiga disipln yang harus dipenuhi untuk menjadi pemimpin pasar
yaitu, operasional excellence, product leadership, dan customer intimacy.
Operasional excellence adalah model
bisnis yang mengandalkan kemampuan perusahaan dalam mencapai efisiensi setinggi
mungkin. Mengenai efisiensi terdapat tiga kata kunci yaitu Quality (setinggi
mungkin), Cost (serendah mungkin) dan Delivery (secapat mungkin), (QCD).
Product leadership adalah model bisnis
yang mengandalkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan prosuk-produk baru
secapat mungkin di pasar. Perusahaan harus memiliki keunggulan dalam
menciptakan suatu produk sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.
Customer intimacy adalah model bisnis
yang mengandalkan kemampuan perusahaan dalam membangun keintiman, layanan dan
hubungan engan pelanggan.
Operation
excellence Plus
Sebagai
contoh Dwi Sapta menggunakan disiplin operasional excellence dan product
leadership, prinsip yang dianutnya adalah kualitas, harga murah dan kecepatan,
maka itu merupakan dasar kesuksesan yang berlandaskan pada QCD. Selain itu Dwi
Sapta juga menggunkan prinsip fleksibilitas yang semakin membuat para klien
percaya kepada Dwi Sapta. Dalam membangun hubungan yang baik dengan perusahaan
lain juga dibutuhkan fit dan chemistry sehingga timbul rasa percaya dan nyaman
dalam menjalin hubungan.
Be Flexible-
Anything Can Do
Dalam
mendeskripsikan flesibel agak sulit karena banyak bentuknya tetapi secara
sederhana flexible disini merupakan nilai tambahan yang memang belum tentu
berada dalam kontrak. Contoh pada iklan biskuit Selamat. Ketika tahun 1992
biskuit Selamat hanya memiliki anggran yang minim untuk melakukan iklan, dan
hamper semu perusahaan periklanan menolak untuk melakukan kerja sama. Pada saat
itulah hanya Dwi Sapta yang bersedia membuat iklan untuk biskuit Selamat dengan
anggaran yang sangat minim. Ini yang dapat dikatakan sevbgai flexible, dengan
dana yang terbatas bukan berarti mebatasi krativitas sebuah iklan, hal ini
terbukti dengan respon yang cukup baik terhhadap iklan biskuit Selamat, denga
taglinenya “Utamakan Selamat”.
Speed, Speed,
Speed
Prinsip
yang tidak kalh penting dalam pembuatan iklan adalah kecepatan. Karena dengan
proses yang cepat akan menghemat waktu dan pastinya juga akan menghemat dana.
Irwan Hidayat pemilik PT Siod Muncul mengatakan bawha waktu tidak dapat dibeli
atau di perlambat, tetapi untuk mengatasi waktu kita dapat menggunakan
kecepatan. Kecepatan disini juga akan menyangkut dengan pengambilan keputusan,
dalam perencanaan banyak lagi hal yang perlu diputuskan, maka pengambilan
keputusan harus diambil dengan cepat dan jelas. Termasuk bila ada revisi dalam
iklan, juga harus sipa melayani dengan cepat, agar jangka watu yang telah
ditemtukan dapat terpenuhhi sesuai dengan harapan.
Best Value
Untuk
mendapatkan nilai tambah atau nilai yang maximal, tentu dibutuhkan pengorbanan
makan dalam periklana ada istilah customer get dibagi customer give. Customer
get adalah menfaat-manfaat yang diperoleh dari segi fungsional dan emosional
serta customer give tentu ada biaya yang perlu dikeluarkan untuk memenuhi
keinginan dari konsumen. Untuk beberapa kasus khusus yang memiliki keterbatasan
dalam hal dana, bisa menggunakan prinsip Same For Less, ini artinya dalam iklan
tetap ada kualitas yang baik tetapi berusaha membuat iklan dengan budget yang
minim, hal ini dilaksanakan dengan membuat iklan yang lebih sederhana tetapi
tetap harus dapat menggait atau menarik perhatian dari konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar