Ditengah krisis 1998-2000, perusahaan perikanan
tetap berani menjalankan usahanya dengan berbekal unique value preposition,
goog quality, reasonable price, speed, flexibility dan serve with the heart.
Contoh Dwi Sapta akhirnya bisa menggaet klien-klien risk taker, dan dalam waktu
singkat menykseskan beberapa produk.
Filosofi Lebah
Prinsip
bisnis adalah “Sukses klien adalah segalanya”, intinya bila penjual tidk naik
makan bisnis perusahaan pengiklan juga tidak akan naik dan sebaliknya bila
perusahaan pengiklan dapat meningkatkan penjual klien, klien otomatis akan
menambah nilai bisnisnya. Hal ini diibaratkan seperti lebah yaitu perusahaan
pengiklan siap bekerja kelas utuk menghasilkan madu, bagi siapapun yang menjadi
patner perusahaan pengiklan.
Misi: Reason For
Being
Misi
perusahaan merupakan nilai-nilai luhur yang mendasari pikiran dan tindakan
setiap karyawan, nilai-nilai luhur tersebut seharusnya melakat pada kehidupan
sehari-hari karyawan. “Sukses klien adalah segalanya” merupaka misi perusahaan
dan misi setiap karyawan. Karena misi adalah alasan keberadaan organisasi, maka
misi yang telah ditentukan harus bisa dijalankan. Hal ini juga selau diterapka
oleh Dwi Sapta, yang selalu menjunjung misi, tidak menganggap misi hanya
sekedar tempelan saja, tetapi benar-bener dihayati.
Tumbuh Bersama
Klien
Analisis sederhana terhadap “Sukses klien adalah
segalanya” yang ditepakan oleh Dwi Sapta:
1.
Client Inertia,
dengan membuat produk yang diiklankan Dwi Sapta memperolh responyang baik dari
konsuen, maka secara tidak langsung akan membuat perusahaan tidak mau pindah
kea gen lain.
2.
Loyality
Lock-in, setelah melakukan client inertia yang terus-menerus makan kilen
lama-kelamaan akan luluh hatinya dan terkunci (lock-in) loyalitasnya pada
perusahaan kita.
3.
It,s a growth
business, kesuksesan meningkatkan kinerja penjualan yang akan menjadi batu
loncaotan untuk mendapatkan bisnis-bisnis yang baru.
Dari Nol
Ketika
suatu produk dating ke perusahaan pengiklan dengan anggaran yang minim dan dari
suatu merek atau brand yang masih lemah, tetapi dengan bergabung ke perusahaan
pereiklanan, mereka yang awalnya lemah dapat menjadi merek yang dikenal
masyarakat. Contoh terjadi pada produk Sido Muncul, dengan produk ungula adalah
Tolak Angin. Awalnya Toak Angin hadir dalam bentuk serbuk, namun penjualan
dalam bentuk serbuk belum mencapai sasaran secara maximal. Hai tersebut
disebabkan adanya pendangan bahwa jamu identik dengan pait dan bau yang sangat
menyengat. Kemudian hadir jamu Tolak Angin dengan bentuk cair, yang rasanya
tidak pahit dan bau yang menyegarkan. Maka tidak dapat dihidari penjualan Tolak
Angin melesat naik.
Suskses di Masa
Krisis
Keberhasilan
Dwi Sapta membantu menyukseskan produk-produk klien juga menarik diamati karena
produk tersebut justru meraup keuntungan di masa krisis 1998-2000. Sebagai
contoh obat batuk Mextril, yang gencar diberitakan melalui televisi tahun 1998,
ketika merek-merek lain berhenti dalam pengiklanan, tetapi Mextril tetap
beriklan memanfaatkan momentum pesaing yang sepi beriklan. Dengan iklan obat batuk
Mextril versi “Batuk Ngetril” dalam iklan televisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar